Sebelum anda membeli CCTV dengan harga murah yang banyak beredar dengan buatan china ( cek Harga dan Spesifikasi INFINITY / G-LENZ ) sebaiknya anda membandingkan terlebih dahulu bagaimana mengkroscek CCTV buatan China berikut caranya.
Cara Cek Merk CCTV China
Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka 
satu-satunya cara kita mengecek kualitas merk CCTV secara efisien hanya 
melalui internet dan bertanya kepada teman-teman. Kan tidak mungkin 
berangkat sendiri ke Cina hanya untuk membeli paket CCTV sejumlah 4 - 5 
juta. Tiket dan akomodasinya saja lebih dari itu. Belum lagi masalah 
garansi produknya. Masak mau dikirim ke Cina untuk retur atau servis. 
Nah, pertanyaannya adalah ngecek di website
 mana ? Kan semua orang selalu ngomong produknya paling bagus, paling 
murah, paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan terkenal. Kita
 toh tidak bisa percaya begitu saja dengan testimony klien...ini dunia 
maya dimana identitas bisa dipalsu, telepon bisa ditulis tapi "Telepon 
yang anda tuju tidak terdaftar !" atau tersambung namun tidak pernah 
diangkat.
Untungnya ada tokobagus.com yang kini berubah menjadi Olx.co.id
 yang bisa kita jadikan acuan untuk menilai kepopuleran suatu produk. 
Anda bisa mengetikan kata "Samsung Galaxy" di OLX dan langsung muncul 
ratusan iklan dari seluruh Indonesia. Atau "Evercross" yang jumlahnya 
juga hampir sama dengan iklan Samsung. 
Jumlah iklannya akan menjadi puluhan jika anda mengetikkan merk "Mito", "Xiaomi" atau "Nexus". Anda akan melihat tulisan 0 data untuk pencarian jika mengetikan "Nito" atau "LalaMi". Karena memang tidak ada merk hape Nito dan LalaMi di pasar Indonesia. 
Namun anda salah jika berpikir bahwa jumlah iklan yang 
banyak berarti merk tersebut produknya paling bagus. Anda harus memahami
 perbedaan barang bagus dengan barang terkenal. Barang terkenal adalah 
barang yang paling dikenal masyarakat. Merknya telah menjadi merk 
generik sehingga bisa diterima oleh pasar dan diasumsikan dengan produk 
berkualitas. 
Produk terkenal dengan produk yang berkualitas itu berbeda. Barang berkualitas itu biasanya mahal sehingga tidak bisa dibeli semua orang. 
Sebagai contohnya HP Samsung Galaxy S6 dengan iPhone 6. 
Keduanya sama-sama bagus dan berkualitas. Tetapi penjualan Samsung 
Galaxy S6 lebih banyak daripada iPhone 6 karena harganya lebih murah. 
Artinya orang yang mampu beli S6 lebih banyak daripada orang yang mampu 
beli iPhone 6. Karena itulah jumlah iklan Samsung di OLX.com lebih 
banyak daripada iPhone 6.
Nah, mengapa harus menggunakan tokobagus sebagai referensi untuk menilai suatu produk ? Pertama, tokobagus...eh OLX... susah di manipulasi informasinya.
Tidak mungkin membuat ratusan iklan yang berbeda 
deskripsi, foto dan nomer penjualnya setiap hari. Apalagi sekarang iklan
 gratisan di OLX hanya dibatasi maksimal 10 per user.
Kedua, OLX adalah portal jual beli terbesar dan terkenal di Indonesia. Jadi hampir semuanya menggunakan OLX untuk menjual produknya. 
Ketiga atau terakhir, untuk mengecek 
harga produk yang paling up-to-date dan bersaing. Sekalipun tidak ada 
patokan harga yang tepat, tetapi ada range harga yang bisa kita 
dapatkan, misalnya untuk kamera CCTV Avtech KPC133 antara 400 hingga 500
 ribu.
Tentu saja anda bisa mengunakan portal jual beli lainnya untuk mendapatkan informasi harga dan kualitas suatu produk. Ada Lazada.co.id yang mengkhususkan menjual produk baru atau Kaskus.co.id
 yang lebih tepat dimasukkan sebagai forum terbesar di Indonesia. Kami 
menggunakan OLX karena website tersebut memiliki brand jual beli yang 
kuat di benak masyarakat Indonesia.
Nah, pertanyaannya adalah portal jual beli 
apa yang paling terkenal di Cina ? Karena dari website itulah kita bisa 
mengetahui informasi merk CCTV Cina terkenal dan terbagus. Dari portal 
jual beli Cina itulah kita bisa mendapatkan informasi produk yang paling
 obyektif, terbaru dan akurat. 
Sebenarnya ada tiga website yang paling terkenal di Cina, Alibaba.com, Aliexpress.com dan TaoBao.com. Semua situs tersebut dimiliki oleh grup Alibaba.com.
Sekalipun ketiganya adalah portal jual beli, namun segmen pasarnya berbeda. Penjual yang ada di Alibaba.com adalah produsen dan perusahaan besar atau distributor atau master dealer.  
Mereka hanya melayani penjualan besar saja, tidak mau melayani anda 
yang hanya membeli 1 DVR dan 4 CCTV. Tentu saja harga produknya super 
murah karena ada minimal order. 
Nah, anda harus membeli di AliExpress.com jika ingin membeli paket CCTV tadi. 
Sedangkan TaoBao.com 
lebih dikhususkan sebagai portal jual beli masyarakat Cina saja. Coba 
saja anda buka, dijamin termenung-menung sendiri melihat tulisan dewa.
Dari Alibaba dan Aliexpress ini anda akan menemukan 
banyak sekali merk CCTV di Cina sana, tetapi anehnya, hampir sedikit 
sekali yang dijual di Indonesia. Contohnya Dahua, padahal merk itu 
terkenal di Cina dan India, juga salah satu produsen CCTV terbesar di 
dunia. Mengapa bisa begini ?
Mudah sekali menjawab pertanyaan ini. Di kalangan 
importir, ada istilah terkenal yang bunyinya, "Jual barang Cina itu gak 
enak di depan, untungnya dinikmati orang lain." Karena siapa saja yang 
punya duit bisa beli langsung dari pabriknya. Semakin banyak, semakin 
murah harganya. Mereka tidak memiliki konsep ATPM atau Agen Tunggal 
Pemegang Merk. 
Misalnya saja anda membeli produk Dahua. Anda 
mengeluarkan biaya promosi, membayar sales keliling dan menghutangi 
downline agar bisa memasarkan merk ini. Setelah babak belur 
bertahun-tahun akhirnya usaha anda mulai menuai hasilnya. Merk Dahua 
diterima di Indonesia dan penjualan anda meningkat selama beberapa waktu
 lalu terjun bebas kembali. 
Penyebabnya adalah importir baru yang juga ikut-ikutan 
menjual merk Dahua. Harga jual mereka lebih murah dari anda karena tidak
 perlu menambahkan biaya promosi produk. Lalu masuk importir baru lagi, 
tambah lagi persaingannya. Tambah lagi importir baru, terus-terus dan 
terus sampai harga jualnya nyungsep-sep. Kita yang susah, orang lain 
yang menikmati hasilnya. 
Dari pengalaman itulah para importir tidak lagi mendatangkan merk CCTV & DVR tertentu tetapi membeli produk "blank" lalu diberi merk sendiri.
Kita sebagai pembeli tentu saja tidak tahu kualitas dan 
harganya. Sekalipun anda sekarang sudah tahu cara mengecek merk dan 
harganya melalui Alibaba tetapi anda tidak benar-benar tahu CCTV model 
ini dari merk apa terus diubah jadi merk apa karena terlalu banyak 
pabrik CCTV di Cina. 
Sekalipun anda menemukan foto CCTV yang sama dengan CCTV yang anda beli tetap tidak bisa dijadikan patokan merk aslinya. 
Karena chipset, image sensor dan komponen di dalamnya 
bisa saja berbeda. Dengan kata lain anda membeli produk KW2 seharga KW1.
 Jangan menyalahkan penjualnya karena keputusan pembelian sebenarnya di 
tangan anda sendiri. Prinsip berdagang itu membeli semurah-murahnya lalu
 dijual semahal-mahalnya. Kita semua tahu prinsip itu bukan ? 
Produk yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai CCTV 
palsu karena memang tidak ada produk asli yang dipalsukan. Bukankah 
model dan disain CCTV ya dari dulu seperti itu ? Penjualnya juga tidak 
bisa disebut sebagai penipu...loh dia jual dengan merk yang berbeda 
dengan harga yang berbeda juga kan ? 
Jadi sebenarnya ada dua jenis CCTV Cina yang akan anda temui di pasaran.
Pertama, CCTV OEM. Yaitu CCTV yang 
dibuat dari pabrik yang sama, dengan spesifikasi yang sama, kualitas 
yang sama, harga yang sama namun tanpa merk pabriknya. Jenis yang kedua adalah CCTV model sama dengan spesifikasi yang berbeda. Bisa lebih tinggi atau malahan lebih rendah kualitasnya.
Nah, disinilah masalahnya, masalah bagi pembeli awam 
seperti kita ini. Modelnya sama, specnya sama tapi kok harganya dan 
merknya beda. Yang merk A harganya 2 kali lebih mahal dari merk B. 
Apa 
maksudnya ini ?
- Kemungkinan pertama, penjualnya mengambil untung terlalu besar. 
- Kemungkinan kedua, penjualnya adalah tangan ketiga atau keempat.
- Ketiga, barangnya benar-benar berbeda.
Memang tidak enak menjadi penjual, selalu ditanggapi negatif lebih 
dulu. Padahal tidak semua penjual benar-benar tukang cekik leher. Hanya 
karena ada satu dua penjual yang tidak benar, semuanya dianggap seperti 
itu. Bukankah masih ada kemungkinan bahwa kedua produk tersebut berbeda 
kualitas sekalipun memiliki model yang sama ?
Bagaimana caranya kita bisa mengecek 
kualitas merk CCTV itu bagus dan murah ? Gampang, anda harus 
membandingkan langsung merk yang satu dengan merk lainnya sambil membaca
 spesifikasi teknis kamera dan DVR-nya.
Cara Mengecek Kualitas CCTV Cina
Oh...Tidaak ! Kami tidak menyuruh anda mendatangi 
satu-persatu penjual CCTV. Tidak efisien itu. Ada banyak cara mengecek 
kualitas CCTV secara online. Salah satunya melalui Youtube.com
Sayangnya, tidak semua merk CCTV bisa anda 
temukan di Youtube. Bukan berarti merk tersebut jelek loh. Karena 
membuat video Demo CCTV itu sedikit sulit, jadi tidak semua produsen 
bersedia berinvestasi di sana. Atau bisa juga karena memang produknya 
berkualitas rendah sehingga hasil rekamannya ya begitu itu. Ada harga 
ada rupa, betul tidak ?
Kami lebih menyarankan anda untuk melihat video CCTV di 
Youtube daripada melihat gambar screenshot cameranya karena hasil akhir 
yang kita butuhkan adalah video, bukan foto. Dari video kita bisa 
melihat ketajaman image sensornya, akurasi warnanya dan frame rate-nya. 
Jika merk CCTV yang ingin anda beli tidak ada di youtube,
 maka pertimbangkan untuk mencari merk lainnya lebih dulu. Menunda 
sehari tidak akan membuat dunia kiamat bukan ?  Kamera dan DVR-nya 
memang murah, tetapi anda belum memperhitungkan biaya pemasangan dan 
alat tambahan yang memang tidak dimasukkan agar paket CCTV yang dijual 
kelihatannya murah.
Berdasarkan data di OLX, rata-rata harga paket CCTV Cina yang murah adalah Rp 2.000.000 - Rp 3.500.000. Bahkan
 beberapa seller mengatakan sudah lengkap, tidak perlu keluar uang 
sepeser pun. Kami kagum sekali dengan penjual yang militan seperti ini. 
Kok bisa masuk perhitungan labanya ?
Dibutuhkan minimal 2 orang untuk memasang CCTV. Butuh waktu 1 hari kerja untuk memasang 4 kamera.
 Setelah kamera terpasang, harus di sesuaikan lagi angle view-nya. 
Kemudian di setting internet agar bisa di akses melalui handphone. Jika 
lancar, benar-benar sehari selesai, dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. 
Jika ada trouble, maka butuh waktu 2 hari. 
Karena CCTV adalah barang elektronik yang memiliki masa garansi yang panjang, minimal 1 tahun
 maka biaya kunjungan, servis ataupun retur juga harus diperhitungkan. 
Katakan saja, setelah seminggu terpasang, tiba-tiba salah satu kamera 
mati tanpa sebab, maka biaya ini juga menjadi tanggungan penjual loh.
Biasanya sistem kulakan CCTV cina itu sistem lepas, 
artinya unit yang rusak tidak bisa dikembalikan ke importirnya. Pembeli 
memang mendapatkan garansi, tetapi itu garansi toko, bukan dari 
principle-nya. Jadi yang menanggung kerugiannya adalah Seller. Makanya kami kagum dengan penjual yang militan ini.
Apakah mungkin bisa mendapatkan Paket CCTV 4 channel plus biaya pemasangannya denga uang 2-3 juta ? Dengan garansi 1 tahun, bisa merekam ? Bisa dilihat dari ponsel dan dengan kualitas yang bagus dan servis yang memuaskan ?
Mari kita belajar bersama-sama tentang sistem CCTV.
Kamera Analog - IP Camera - CCTV Hybrid
Ada dua fungsi utama CCTV, yaitu monitoring dan identifiying.
 Untuk memonitor, kita memerlukan kamera yang memiliki sudut pandang 
luas. Sedangkan untuk mengidentifikasi kita membutuhkan kamera yang 
tajam. 
Karena itu ada dua jenis kamera CCTV yang 
beredar di pasaran, jenis dome dan jenis bullet. Keduanya mewakili 
kebutuhan ini. Kamera dome memiliki angle view yang luas, sedangkan kamera bullet sudut pandangnya sempit (narrow view).
 Nah, kesalahan umum yang terjadi di masyarakat adalah kamera dome itu 
adalah kamera indoor sedangkan kamera bullet itu untuk outdoor. 
Bukan bentuk kamera Dome atau Bullet yang perlu anda perhatikan, tetapi ukuran lensanya, sudut pandangnya dan Ingress Protection Code.
Memang 80% anggapan ini benar, tetapi tidak semua kamera 
bullet itu bisa dipasang di luar ruangan. Anda harus melihat 
spesifikasinya, tepatnya di bagian IP atau Ingress Protection. IP ini memiliki 2 angka yang mewakili ketahanan produk terhadap debu, air dan tekanan. Anda bisa melihat daftar lengkapnya di wikipedia.
 Untuk mudahnya, carilah kamera yang memiliki IP67 untuk ditaruh di luar
 ruangan. Boleh menggunakan IP65 jika mau ditaruh di teras rumah.
Mengapa harus menggunakan kamera dome untuk fungsi 
pengawasan dan kamera bullet untuk melihat wajah orang ? Kami akan 
menjawab pertanyaan ini dengan pertanyaan pula, " Jenis kamera apa yang 
anda pakai ?"
Teknologi CCTV saat ini sedang mengalami perkembangan 
pesat yang bisa disimpulkan dengan kalimat, "semakin murah dan semakin 
tajam." Jadi sebenarnya tidak perlu lagi menggunakan dua kamera untuk 
dua fungsi yang berbeda. Cukup satu kamera untuk mengawasi sekaligus 
mengenali benda atau wajah seseorang. 
Dua kamera yang berbeda itu anda perlukan jika 
menggunakan sistem CCTV analog karena keterbatasan sensor kameranya. 
Teknologi analog ini sudah terlalu tua untuk diterapkan di jaman ini, 
kemampuan maksimal sensornya hanya 976x496 TVL. Dan ketajaman gambarnya 
pun akan berkurang lagi karena harus dirubah dari format analog ke 
format digital. 
Salah satu cara untuk melihat penurunan kualitas 
gambarnya ialah dengan menancapkan kamera cctv langsung ke TV. Anda bisa
 membandingkan kualitasnya dengan kamera yang melalui DVR lalu 
disambungkan ke monitor. Ada penurunan kualitas sekitar 25% karena 
konversi ini.
Dengan IP Camera kita hanya perlu satu CCTV untuk 
mengawasi sekaligus mengenali sesuatu karena kamera jenis ini memiliki 
resolusi tinggi dan tidak membutuhkan konversi karena format videonya 
sudah digital. Jadi tidak ada penurunan kualitas. Untuk 
mengidentifikasi, anda hanya perlu membesarkan gambarnya tanpa kuatir 
akan ngeblur atau pecah. Semakin tinggi resolusi kamera, semakin baik 
pula hasil zoom-nya.
Dengan kata lain, jumlah kamera yang anda butuhkan akan berkurang jika menggunakan IP Camera. Anda mungkin hanya perlu 4 IP camera dibandingkan 8 Analog camera. Namun sayangnya sistem IP Camera ini belum cocok diimplementasikan di Indonesia.
Sebagai contohnya anda mau pasang 4 IP Camera, 
masing-masing kamera resolusinya 2 Megapixel.  Mengapa 2 Mp ? Karena 
harganya terpaut sedikit dengan kamera 1,3Mp. Total bandwith 4 kamera 
adalah 8Mb (2mp x 4 biji). Idealnya adalah 8 Mb, tetapi internet 6Mb 
sudah cukup, jangan kurang dari 6Mbps karena hasil streamingnya pasti 
akan putus-putus. Itu baru 4 kamera. Anda akan dua kali lebih pusing 
jika ada 8 atau 16 kamera. Berapa kecepatan internet yang kita butuhkan ?
 Berapa biaya perbulannya ? 
Atas
 dasar itulah dikembangkan sistem baru yang akan menghasilkan gambar 
seperti IP Camera dan hemat bandwith internet. Sistemnya bermacam-macam,
 ada HD-SDI, ada HD-TVI, Ada HD-CVI. 
Dari ketiganya, HD-TVI lebih banyak digunakan karena jarak kabel CCTV dengan DVR bisa 500m, sedangkan HD-SDI dan HD-CVI jarak maksimalnya 100 meter.
Kelebihan kedua sistem HD on Analog ini adalah harganya jauh lebih murah daripada Network camera.
DVR - NVR - Hybrid DVR
Ya, kita semua tahu fungsi utama alat ini 
adalah untuk merekam CCTV. Dan hanya sebagian kecil yang tahu bahwa alat
 ini diperlukan agar CCTV yang kita pasang bisa dilihat online melalui 
handphone, tablet atau komputer di rumah kita. Saya yakin 90% dari anda 
tidak tahu bahwa hasil rekaman CCTV itu dipengaruhi oleh harga DVR-nya. 
Mengapa ada DVR 4 channel seharga 1 juta, 2 juta dan 3 juta ? Dimana perbedaannya ? Mengapa harus beli DVR jika bisa direkam dengan komputer ? Mari kita teliti spesifikasi beberapa DVR yang dijual di pasaran.
Selain membeli DVR anda juga perlu beli harddisk sebagai 
media perekamnya. Anda bisa melihat CCTV secara live tanpa perlu 
memasang HDD, anda juga bisa melihat secara online melalui HP sekalipun 
DVR anda tidak ada harddisknya. Yang tidak bisa anda lakukan adalah 
playback hasil rekaman. Kejadian 1 jam yang lalu tidak ada datanya, 
bahkan kejadian 2 detik lalu pun tidak bisa anda lihat kembali. Ketika 
terjadi kejahatan, anda tidak memiliki alat buktinya.
Nah, kemungkinan pertama perbedaan harga 
DVR adalah si penjual tidak memasukan harga harddisk dalam paket CCTV 
murahnya. Karena kalo harddisknya dimasukkan ke dalam paket, jadinya 
tidak murah lagi. Bayangkan, 1 buah HDD 500gb itu harganya sekitar 
600ribuan. Tapi sayang sekali jika anda terjebak  kata "murah" ini, 
karena harga harddisk 1.000gb hanya terpaut 200ribuan. Mana yang akan 
anda beli jika melihat dua daftar harga ini ?
1. HDD 500Gb = Rp 650.0002. HDD 1Tb = Rp 875.000
Kemungkinan kedua adalah spesifikasinya 
memang beda. Gambarnya memang sama, bentuknya memang 100% serupa. Tetapi
 harganya beda 2 kali lipat. Jadi di mana perbedaannya atau poin mana 
yang harus kita perhatikan ketika melihay spesifikasi teknis DVR ?
Kembali ke fungsi utama DVR sebagai alat 
perekam, maka informasi hasil rekaman itulah yang harus kita jadikan 
dasar untuk membeli DVR. 
Mari kita bandingkan DVR Avtech AVC792 
seharga Rp 2.000.000 dengan DVR Hikvision DS-7004HVI-SH seharga Rp 
1.000.000. Bayangkan, keduanya sama-sama DVR 4 channel. Sama-sama bisa 
merekam, sama-sama bisa dilihat dari handphone dan sama-sama bergaransi 
resmi. Tetapi perbedaan harganya adalah Rp 900.000. Hampir dua kali 
lipatnya. Ini yang jual ngawur atau memang benar-benar berbeda ? Di mana
 letak perbedaannya ?
1. IPS VS FPS
IPS adalah Image Per Second, sedangkan FPS adalah Frame 
Per Second. Keduanya sama-sama digunakan untuk menilai kehalusan gerakan
 sebuah video. 30 ips berarti ada 30 gambar/image per 1 detik. 30 fps 
juga berarti ada 30 gambar/frame per detiknya. Jadi kualitas video 30fps
 dengan kualitas video 30ips sama bagusnya. Lalu mengapa yang satu 
menggunakan IPS sedangkan lainnya FPS ?
Karena masing-masing memilih teknologi 
konversi yang berbeda. Mereka yang memilih IPS men-compress gambar 
menggunakan teknologi JPEG, sedangkan FPS menggunakan teknologi MPEG. 
Kedua teknologi ini sama-sama baiknya, tinggal mau pilih yang mana ? 
Kita sebagai pengguna CCTV tidak perlu memusingkan IPS/FPS ini. Toh 
perbedaannya hampir tidak signifikan. Kita tidak akan tahu jika 
dihadapkan pada blind test teknologi ini. 
Justru yang perlu kita perhatikan adalah 
angka sebelum FPS / IPS ini karena pengaruhnya besar terhadap hasil 
rekaman CCTV kita. 
2. 12 fps VS 30 fps
12 fps berarti ada 12 gambar dalam 1 detik, sedangkan 30 
fps adalah 30 gambar dalam 1 detik. Mana yang lebih halus pergerakannya ?
 Jelas 30 fps. Lalu apa hubungannya dengan CCTV ? 
CCTV adalah video, dan video adalah 
kumpulan gambar. Tujuan utama memasang CCTV adalah merekam video. Jadi 
bagus atau tidaknya CCTV diukur dari hasil rekamannya, bukan tampilan 
live view-nya. Loh... ternyata hasil live view dan record view berbeda 
ya ? 
Betuk sekali, Apa yang anda lihat tidak sama dengan apa yang anda 
rekam. Artinya tampilan live CCTV bisa 30 fps tetapi rekamannya hanya 10
 fps. Mengapa bisa begini ? Karena harga prosesor untuk DVR ada yang 
mahal dan yang murah. Gampangannya ada yang single core, dual core dan 
quad core. Belum lagi prosesor GPU untuk mengolah gambarnya, harganya 
bisa dua kali harga prosesor DVR. 
Sebagai gambarannya, gambar yang ditangkap oleh kamera CCTV Analog 
akan dikompres / dikecilkan dulu sebelum dikirim ke DVR. Pertama kali, 
DVR akan merubah format analognya menjadi digital. 
Lalu menampilkan 
gambar CCTV di monitor TV sambil merekamnya di Harddisk. Prosesor DVR 
lah yang mengatur pembagian tugas ini. Jika anda mengakses DVR melalui 
ponsel, maka kinerja prosesor akan bertambah lagi. Jika ada 4 ponsel 
yang terhubung ke DVR maka si prosesor akan bekerja lebih keras lagi. 
Namun proses transfer videonya dikerjakan oleh prosesor GPU-nya agar 
tidak memberatkan kinerja prosesor DVR. Karena itulah ada istilah 
multiplex pada spesifikasi teknis DVR.
Multiplex berarti si DVR memiliki kemampuan untuk 
melakukan semua tugas tersebut dengan lancar. Bisa merekam, bisa diakses
 melalui Handphone, bisa playback, bisa menganalisa video, ada motion 
detection, ada push video dan juga ada Pan-Tilt-Zoom (PTZ). Nah agar DVR
 bisa melakukan semua aktifitas ini, dia harus dilengkapi dengan 
prosessor berkecepatan tinggi. Anggap saja Quad Core dengan GPUS Octa 
Core. Tentu saja harga DVR ini lebih mahal jika dibandingkan dengan DVR 
yang memiliki otak Dual Core dengan GPU single Core.
DVR Avtech AVC792 di atas memiliki spesifikasi 120 fps 
sedangkan DVR Hikvision DS-7004HVI-SH hanya 12 fps pada resolusi 4cif. 
Karena kedua DVR ini sama-sama 4 channel, maka untuk spesifikasi teknis 
Avtech angka 120fps itu harus dibagi 4 channel,sedangkan untuk Hikvision
 harus dikali 4 untuk mengetahui kualitas hasil rekamannya.
DVR Avtech 30 fps = DVR Hikvision 12 fps / channelatauDVR Avtech 120 fps = DVR Hikvision 60 fps untuk All Channel
Artinya hasil rekaman DVR Avtech lebih halus daripada 
hasil rekaman DVR Hikvision. Atau dengan kata lain prosesor DVR Avtech 
lebih tinggi karena harus memproses 30 gambar per-detik-nya untuk 1 
channel CCTV. 
Prosesor yang lebih cepat ini tentu akan berpengaruh 
terhadap fasilitas lainnya seperti Digital Zoom, Playback, Streaming 
atau Networking.
Untuk mendapatkan hasil rekaman yang halus 
pada DVR Hikvision, dari 12 fps ke 30 fps, kita harus merubah resolusi 
video ke cif. 
3. 980H vs WD1 vs 4Cif, Cif, Qcif
Apa yang anda lihat di monitor tidak sama dengan yang 
anda rekam. DVR 1920x1080 artinya video outputnya yang mendukung Full 
HD. Hasil rekamannya tidak semerta-merta Full HD pula. Jangan terjebak, 
lebih telitilah mempelototi spesifikasi teknis DVR yang akan anda beli.
Setiap DVR memiliki kemampuan merekam yang berbeda-beda. 
Ada yang bisa merekam Cif saja, ada yang bisa 4cif dan ada yang D1. 
Istilah ini mengacu pada resolusi gambarnya. 
- detail resolusi -
Tentu saja semakin tinggi resolusinya, semakin tajam 
gambar dan warnanya. Namun perbedaan kualitas gambar ini baru terlihat 
jelas jika menggunakan TV LCD. Sebagai contoh resolusi 4Cif dan D1 akan 
terlihat sama jika dilihat menggunakan TV Tabung Analog. Sebaliknya jika
 dilihat menggunakan TV LED maka perbedaan 4Cif dengan D1 terlihat 
dengan jelas. Demo CCTV paling ideal adalah menggunakan dua monitor 
sekaligus, analog dan digital, agar anda bisa tahu kualitas DVR-nya.
Pertanyaan yang sering diajukan ke kami adalah perbedaan 
D1 dengan WD1 dan 960H. Pertama-tama, WD1 dan 960H resolusinya sama, 
yaitu 960x480 pixel. Tergantung dari vendor DVR suka menggunakan istilah
 yang mana, keduanya memiliki definisi yang sama. DVR Avtech cenderung 
menggunakan 960H sedangkan DVR HIkvision menggunakan istilah WD1.
Sedangkan resolusi D1 adalah 720x480 pixel.
 Seharusnya hasil video WD1 / 960H lebih lebar daripada hasil video D1 
karena 720 : 960 atau lebih lebar 240 pixel. Seharusnya haail video WD1 
lebih tajam daripada D1 karena total pixelnya 552.960 pixel : 345.600 
pixel. Perbedaanya hampir 2 kali lipatnya, tepatnya 207.360 pixel.
Memang benar hasil rekaman video WD1 lebih baik daripada 
D1, tetapi tidak signifikan. Lebih tajam sedikit, lebih natural sedikit.
 Justru yang kelihatan adalah ukuran gambarnya yang lebih wide. Format 
960H diadakan karena TV sekarang sudah berbentuk persegi panjang, bukan 
kotak seperti TV analog. Jadi kalo dilihat di LCD bisa full screen 
gambarnya.
Hubungan Antara CCTV dengan DVR
Membeli paket 
CCTV memang paling praktis, tinggal pilih paket 4 channel, 8 channel 
atau 16 channel. Tinggal disesuaikan dengan budget yang anda siapkan. 
Toh ada terlalu banyak paket CCTV yang ditawarkan di toko atau di toko 
online internet. Paket CCTV 4 channel 3 juta ada, Paket 4 channel yang 5
 juta juga ada. Paket CCTV lengkap 2 juta juga ada...bingung pilih yang 
mana ? 
Bingung di mana perbedaannya ?
Memang betul kita sudah membaca tentang cara menentukan 
kualitas CCTV dan DVR. Tapi begitu dihadapkan pada memilih paketan yang 
mana, maka kebingungan itu muncul lagi. Toko A kameranya 800 TVL, tapi 
merk DVR-nya tidak jelas. Toko B kamera Avtech 520TVL, tapi harga 
paketan CCTVnya lebih mahal 1 juta. Toko C DVR Avtech, tapi kameranya 
Hikvision. Nah loh...
Paket CCTV yang bagus adalah paketan yang memiliki kesimbangan antara kamera dengan DVR. Sebagai contohnya adalah DVR Hikvision DS-7204HWI-SH dengan kamera Hikvision DS-2CE55A2P-IR. Mengapa ? Karena kameranya memiliki resolusi 976x496 pixel dan DVRnya bisa merekam dengan resolusi 960x576 pixel.
Artinya kualitas video yang anda lihat di live monitor 
hampir sama dengan hasil rekamannya. Kami katakan hampir sama karena DVR
 Hikvision ini hanya mampu merekam format WD1 dengan 15fps sedangkan 
live view-nya adalah 30fps. Dengan kata lain pergerakan orang di live 
monitor akan alami dan halus sedangkan hasil rekamannya akan patah-patah
 karena ada 15 frame yang dihilangkan.
Andaikata DVR-nya kita ganti dengan Avtech seri AVS792 
maka hasil rekaman videonya akan lebih halus karena DVR Avtech ini mampu
 merekam format D1 dalam 30 fps. Tentu saja harga paketan CCTVnya lebih 
mahal. Tapi anda membayar lebih mendapatkan hasil rekaman yang lebih 
baik, bukan dikantongi si penjual.
Sebaliknya, paket yang kurang ideal adalah paket CCTV 
yang spesifikasi DVR dan Kameranya tidak seimbang, contohnya kamera 
Hikvision DS-2CE55A2P-IR tadi dengan DVR Hikvision DS-7204HVI-SH. 
Resolusi rekaman video DVR ini Cif, 720x466 pixel. Sudah 
cukup bagus, tetapi frame rate-nya yang tidak bagus, hanya .
Tampilan live view akan halus, tapi hasil rekamannya akan
 patah-patah. Kelebihan paket CCTV dengan menggunakan DVR ini adalah 
harga jualnya murah.